Pages

Jumat, 13 April 2012

   
Gangguan makan pada remaja sudah menjadi suatu problem serius, lebih yang dapat dibayangkan. Seringnya, gejala itu tidak terlihat.

Laporan dari National Eating Disorders Association (NEDA) di Amerika yang dimuat dalam jurnal Archives of General Psychiatry, mengungkap 500 ribu remaja mengalami gangguan makan serius dan selebihnya mengalami gangguan emosi yang parah termasuk keinginan untuk bunuh diri. Sebanyak 55 ribu remaja mengalami anorexia, 170 ribu mengalami bulimia, dan 300 ribu gemar mengemil berlebihan. Semua gejala ini luput dari perhatian para orang tua. Parahnya, gangguan ini terjadi di usia-usia awal yang tidak pernah dipikirkan sebelumnya. Sedikitnya 42 persen anak-anak berusia 12 tahun mulai mengalami gangguan makan yang dipicu oleh keinginan untuk menjadi kurus, sementara 81 persen anak-anak berusia 10 tahun mengaku takut gemuk.
 
Ini terjadi pada remaja putri maupun pria. Mereka memiliki kebiasaan makan yang buruk, bahkan pada mereka yang tidak mengalami gangguan makan parah. Mereka menjalani kontrol diet yang tak sehat dengan mengabaikan sarapan pagi, dan membiarkan perut kosong selama berjam-jam. Akibatnya mereka mengalami mual-mual dan kerap mengonsumsi obat sembelit.
 
NEDA telah memperingatkan para orang tua untuk mengenali tanda-tanda yang tak kentara ini:
 
Menyimpan makanan di kamar.
Secara sembunyi-sembunyi anak-anak menyimpan makanan di kamar, di balik pakaian, di bawah bantal atau di kolong tempat tidur. Ini adalah indikasi terhadap gangguan makan.
 
Sering tidak makan malam.
Remaja dengan gangguan makan, kerap tidak makan malam bersama keluarga. Merekea cenderung suka makan sendiri untuk menyembunyikan kebiasaan buruknya dalam pola makan. Makan terlalu sedikit atau terlalu banyak atau meninggalkan meja makan dengan terburu-buru karena akan muntah.
 
Gemar makan kudapan.
Menepikan makanan ke piring atau hanya mengaduk-ngaduk saja, seolah-olah membuatnya terlihat sedikit dan terlihat habis di piring, merupakan gejala gangguan makan yang harus diwaspadai.
 
Menjadi sangat pemilih dalam soal makanan.
Menjadi sadar akan jumlah kalori dan sangat berhati-hati dalam memilih makanan, serta hanya makan dalam jumlah kecil, bukan sesuatu yang seharusnya terjadi pada usia remaja. Ini bisa menjadi peringatan awal gangguan makan.
 
Membuat alasan untuk menghindari sarapan.
Waspadalah jika anak sering beralasan untuk menghindari sarapan. Ini salah satu cara menghindari makan tanpa memperhatikan dampaknya.
 
Memuntahkan makanan.
Bulemia dilakukan juga oleh para remaja. Jika anak Anda sering ke kamar mandi setelah usai makan, perhatikanlah apa yang dia lakukan. Memuntahkan makanan segera setelah makan bisa menjadi tanda-tanda bulimia.
 
Senang memakai baju longgar.
Suka menggunakan baju longgar untuk menutupi penyusutan tubuh. Menghindari cermin atau sebaliknya, terobsesi dengan penampilan puteri-puteri di cerita dongeng terutama dengan isu berat badan ideal. Itu bisa menjadi pertanda gangguan makan.
 
Ada juga beberapa indikasi yang terlihat jelas seperti diet yang ketat, stres, dan trauma setelah perceraian orang tua, atau gangguan mental lainnya seperti depresi dan kecemasan. Belum lagi pengaruh budaya dan papan reklame bintang-bintang Holywood. Gangguan makan merupakan gangguan kesehatan mental yang dapat diobati. Namun mencegah dan mengetahuinya sejak dini merupakan langkah yang lebih baik.

0 komentar:

Posting Komentar