Pages

Rabu, 28 Maret 2012


2.000 Remaja Muslimah Dukung Syariah dan Khilafah

HTI Press- Kungkungan sekulerisme dan kapitalisme dirasa semakin menyesakkan. Hal ini mendorong remaja Surabaya berkomitmen membuat sebuah perubahan. Sekitar 2.000 remaja muslimah mengikuti Konferensi Remaja Muslimah Peduli Bangsa dengan tema ‘Saatnya Remaja Selamatkan Indonesia dengan Syariah dan Khilafah’ Minggu (09/08) di Gelora Pantjasila, Surabaya.
Konferensi ini diselenggarakan Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) wilayah Surabaya. Konferensi Remaja ini menampilkan orator-orator muda, diantaranya Saffanah Fathin siswi RSBI SMAN 5 Surabaya, Azimatur Rosyidah, siswi SMAN 20 Surabaya, Siti Farihatin dan Khoirun Nisa, keduanya mahasiswi IAIN Sunan Ampel Surabaya serta Nihayah Mahasiswi Unesa.
Dalam orasinya, Saffanah mengingatkan akan pentingnya peran remaja di tengah peradaban dunia. Baik pro demokrasi, sosialisme dan juga Islam mencetak generasi pejuangnya dari kalangan remaja. Namun, saat ini, remaja dilanda berbagai permasalahan sebagai akibat bobroknya sistem kapitalisme. Mulai seks bebas, aborsi, penggunaan kondom dan narkoba.
“Kita harus mewaspadai solusi kapitalisme dalam menyelesaikan persoalan remaja yang mengatasnamakan pendidikan. Kampanye seks sehat, aman dan bertanggungjawab justru menyesatkan,” sambung Khoirun.
Mahasiswa semester 2 jurusan Komunikasi Penyiaran Islam ini menjelaskan kesehatan reproduksi sehat, aman dan bertanggungjawab yang dimaksud oleh kapitalisme liberal adalah boleh ngeseks asal tidak tertular penyakit, boleh nge-seks asal tidak hamil, dan boleh nge-seks asal bertanggungjawab atau bersedia menanggung resiko. Alih-alih menyelesaikan masalah, solusi ini justru menambah masalah baru. Khoirun pun mengajak para remaja untuk kembali kepada Islam dan menjaga keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Ir. Retno Sukmaningrum Anggota DPD II MHTI Surabaya mengatakan bahwa Konferensi Remaja ini diperuntukkan bagi remaja yang sekarang ini menjadi obyek budaya sekuler dan kapitalis. “ Para remaja diajarkan hedonis dan freesex dan menjadi individu yang cuek,” ujarnya. Selain itu, konferensi ini sekaligus untuk membendung rencana pengesahan RUU Kesehatan Reproduksi Remaja. RUU tersebut menjadi ancaman bagi remaja karena mengajarkan liberalisasi seksual ala barat.
“Dengan kesadaran masyarakat dan khususnya remaja, harapannya UU tersebut bisa dibendung. Konferensi ini merupakan upaya HTI untuk membangun kesadaran remaja, menjadi pihak terdepan yang menolak freesex, hedonis buah dari liberalis, kapitalis, sekuler. Selain itu, menegakkan syariah dan khilafah yang menjaga kehormatan dan masa depan bangsa untuk dunia,” kata Retno.
Konferensi Remaja Muslimah Peduli Bangsa yang menampilkan orasi, puisi, lagu, parade bendera dan teatrikal membuat peserta konferensi berdecak kagum. Banyak diantaranya menitikkan air mata haru karena kondisi remaja yang memprihatinkan. Pasca konferensi remaja muslimah, para peserta optimis kondisi remaja Indonesia akan lebih baik dan siap memimpin dunia, jika syariah diterapkan dalam khilafah.(git/tmh)
Peserta Konferensi Remaja Muslimah Peduli Bangsa di Gelora Pantjasila Surabaya, 9 Agustus 2009
Peserta Konferensi Remaja Muslimah Peduli Bangsa di Gelora Pantjasila Surabaya, 9 Agustus 2009
Safanah Fathin, siswa SMA Negeri 5 Surabaya, orator remaja
Safanah Fathin, siswa SMA Negeri 5 Surabaya, orator remaja
Parade Bendera
Parade Bendera
Remaja muslimah menandatangani Surat Terbuka untuk Penguasa RI
Remaja muslimah menandatangani Surat Terbuka untuk Penguasa RI

0 komentar:

Posting Komentar