Pages

Jumat, 30 Maret 2012


Karena Cinta Harus Memilih


“Kamu yakin sudah mantab memilih dia, nduk?” Petanyaan umi membuyarkan lamunanku. “Insya Allah umi, apalagi yang aku cari umi? Doakan semoga ini yang terbaik bagi semuanya dan lancar barokah”. “Syukurlah kalau begitu, umi doakan semoga Alloh paring lancar barokah, yo wes nduk istirahat dulu buat persiapan besok pagi, inget ojo bobok malem – malem yo” pesen umi. ” Injih umi, alhamdulillahi jaza killahu khoiro umi, aku sayang umi” kataku sambil mencium pipi umi.
Umi pun meninggalkan kamarku dan menutup pintu. Sepeninggal umi, kubuka netbook hitam hadiah ultah dari kakakku beberapa tahun silam. Kubuka file-file foto bersama teman–teman dulu, tak terasa mulai besok pagi aku akan melepas status single ku dengan seseorang yang aku pilih karena agamanya, dan kehidupanku sedikit banyak akan berubah sibuk mengurus suami, keluarga dan anak – anak tidak seperti zaman masih single kesana kemari bersama sahabat – sahabatku.
Ketika melihat foto – foto itu ingatanku melayang ke kenangan zaman kuliah dulu. Ketika itu ada teman beda jurusan yang naksir aku, kalau dilihat– lihat sih, wajah oke punya 7 keatas dapat lah, pinter dapat banget, kerja juga udah, sholat juga rajin, mandiri pula, perhatian, dewasa, baik dan tidak sombong lagi.
Sekilas semua yang aku cari ada dalam dirinya, namun entah mengapa hati kecilku berkata tidak. Meski benih – benih cinta itu telah ada, maklum kita berteman sudah cukup lama dan intensitas pertemuan kita cukup sering, karena kita dalam 1 naungan organisasi kampus. Banyak teman dan sahabat yang mendukungku, saat aku tanya orang tua dan kakakku mereka menyerahkan semuanya ke aku, tetapi kenapa saat aku istikhoroh aku tak menemukan jawaban. Galau yang aku rasakan saat itu. Tiba – tiba “thettttt het” HPku berbunyi, sebuah pesan masuk oh dari ustadz yang jadi sahabatku maklum kita seumuran, dia sms “ada 4 perkara agama, keturunan, harta, dan ketampanan”. Deggg apa maksud sms ini padahal aku gak cerita apa – apa tetapi kenapa tiba – tiba dia sms seperti itu tanyaku dalam hati. Tapi biarlah no time to think about it.
Kembali kegalauan menyergapkuku, tiba–tiba entah kenapa aku pengen baca sms itu lagi, agama, keturunan, harta dan ketampanan. Semua ada di dalam dirinya kecuali satu, agama.Untuk urusan satu ini dia belum bisa menjadi imam buat aku, anak – anaku kelak, dan keluarga. Akhirnya ku temukan jawabanku yaitu satu kata “tidak” untuk dia, menyakitkan memang, sakit pula rasanya dan akupun pertama kalinya merasakan apa yang namanya “patah hati” .Tetapi cinta memang harus memilih seperti sabda nabi “Wanita itu dinikahi karena empat pertimbangan, kekayaannya, nasabnya, kecantikannya dan agamanya. Pilihlah wanita yang beragama niscaya kalian beruntung.” (H.R. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah). Dalam hadist tersebut Nabi Muhamad SAW memberikan tuntunan kepada kita agar memilih pasangan yang memiliki agama, maka kalian akan beruntung. Daripada sakit hati berkepanjangan aku berfikir real saja apa yang aku damba dan apa yang aku harapkan jika dia belum bisa menjadi imam bagiku dan anak – anaku kelak yang tidak bisa membawa aku ke Surga, insya Alloh aku akan dapat pengganti yang lebih baik. Tiba – tiba aku ingat ada sebuah lirik lagunya group band Sera.
tak ada gunanya lagi hanya menyakiti diri, lupakanlah.
Cukup sudah semuanya memang kita harus berakhir
Meski hati masih mencintamu tak bisa lagi milikimu
dan ku harus lupankanmu…. Sakit hati harus memilih
perih ku tahu luka hatimu tapi ini yang terbaik untuk kita
Benar cinta harus memilih,dan sekarang Alloh telah memberi pengganti yang lebih baik, dan seseorang telah aku pilih karena agamanya sehingga nasab, harta dan ketampanan Alloh hadiahkan pula untuku. “Ya Alloh jika kami berjodoh berilah kami keluarga yang sakinah mawadah dan warohmah dunia akhirat. Ya Alloh besok pagi atas ridlo dan izinmu insya Alloh aku dan calon imamku akan menucap janji dua anak adam di dunia berilah kami keselamatan, kelancaran, dan kebarokahan tanpa ada halangan yang berarti. Ya Alloh kabulkanlah doaku. amin.amin Ya Robbal Alamin.” doaku dalam hati sambil meneteskan air mata.
Kututup foto – foto itu dan ku matikan netbookku, biarlah semua itu menjadi kenangan. Kantuk ku sangat terasa sebelum tidur ku tulis pesan dalam secarik kertas surat untuk calon suamiku yang besok pagi insya Alloh akan meminangku “Calon suamiku maafkan aku, jika engkau adalah cinta kedua, tetapi katahuilah bahwasanya aku mencintaimu karena Alloh”.

0 komentar:

Posting Komentar